Angka sepuluh hadir kembali, kali ini ditahun yang sama 2010, klo disusun bisa jadi angka cantik, 10-5-10, klo dijual para penjual voucher perdana sepertinya bisa jadi untung lebih besar :)apapun itu, kini angka sepuluh ini hadir kembali, membawa suasana yang berbeda bagi perubahan diri.
Sebuah tausiyah yang paling panjang hari ini dari seorang sahabat hebat, yang karena Alloh kami dapat bertemu :
Bismillah
Dari Sahabat untuk Sahabat
Tak ada yang lebih menyenangkan saat kita melakukan satu pekerjaan selain menyatunya antara suasana dan rasa dalam diri kita. Dalam keadaan seperti itu, tanggung jawab akan terasa mudah, beban akan terasa ringan, dan hari2 kita akan selalu dipenuhi kebahagiaan. Akan tetapi, memadukan dua hal itu seringkali tidak mudah. Kita bekerja, namun hanya kegelisahan yang kita hasilkan. Kita terus beraktivitas, tapi hanya kerumitan hidup yang kita dapatkan. Terkadang kita seringkali menyalahkan suasana, padahal persoalanya tidak disana. Seringkali kita menyalahkan beban tugas&pekerjaan, padahal memang ada faktor lain yang harus kita perbaiki, justru dalam diri kita sendiri. Karena itu, kita perlu melakukan perbaikan yang menyeluruh, dengan selalu mendahulukan yang prioritas agar kita bisa menemukan kabahagiaan dalam menjalani apa saja aktivitas dan kewajiban yang kita lakukan.
Oleh Sulthan Hadi dalam Dirosat
--jzkhoir untuk sahabatku ukhti ani di banjarnegara--
Selanjutnya masih di angka sepuluh,
semoga perbaikan menjadi lebih baik mulai saat ini dapat tergoreskan lebih pasti, bukan hanya sekedar ilusi tak pasti, apalagi basa-basi, Ya Alloh, Engkau Yang Maha Mengetahui isi hati ini, Engkau Yang Maha Membolak-balikkan Hati, maka tetapkanlah hati hamba dalam Dien-Mu, jalan-Mu yang lurus, yang lurus hingga ke jannah-Mu Ya Alloh, mudahkanlah hamba melalui jalan2 terjal berbatu, mudahkanlah hamba melalui jembatan Shiroth kelak. Ya Alloh, berikanlah hamba kehidupan yang baik dunia dan akhirat. amin.
Hikmah hari-hari menjelang sepuluh ini sungguh menggugah, membuat jiwa dan raga ini tersadar untuk menyatu kembali. Menyatukan HATI, OTAK, dan OTOT dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, ini akan membuat pekerjaan kita terasa ringan dan seimbang, karena apa yang dipikirkan oleh otak, juga direstui oleh hati kita, dan dikabulkan oleh otot kita. It's powerful!
Terima kasih kpd Bapak Slamet Sudarmadji, wejangannya dalam kuliah Teknologi Industri
Setelah ketiganya bersatu, ada penguatan dari sisi HATI karena ia adalah bagian terpenting dari diri, seperti Sabda Rasulullah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging.Kalau segumpal daging itu baik,maka akan baiklah seluruh tubuhnya.Tetapi bila rusak,niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya.Segumpal daging itu bernama :qolbu!(HR.Bukhori dan Muslim)
Penguatan itu berupa KOMITMEN dalam diri, sebuah komitmen yang harus selalu dikuatkan dalam hati agar ia terpatri tak berlari-lari, komitmen yang akan meneguhkan kembali jati diri ketika mengarungi jalan kehidupan ini, komitmen yang dapat membuat kita bangun malam hari untuk menjaga keistiqomahan hati dan mengoptimalkan KINERJA hari ini. Karena seperti tausiyah Sulthan Hadi, seringkali kita menyalahkan suasana, tugas, dan beban berat yang menumpuk dan tak terselesaikan, padahal persoalannya bukan disitu, melainkan justru ada pada diri kita.
Tanyakan kembali pada diri sendiri tentang KOMITMEN, seberapa besar kita telah melakukan usaha semaksimal mungkin untuk sebuah pekerjaan. Jika jawabnya masih belum maksimal, maka DILARANG MENGELUH! Karena masih ada "space" kewajiban manusia untuk berikhtiar, sebelum ia pasrah kepada Pengambil Keputusan dalam Kehidupan.
KOMITMEN, adalah kunci seorang pribadi mampu menghasilkan karya besar dengan KINERJA yang hebat!
Like this! terima kasih kepada Bapak Makhmudun Ainuri dalam refleksinya di kuliah Teknologi Industri
Masih di angka sepuluh dan masih tentang penguatan hati, maka ada hikmah dari kajian di Darusholihat tentang RIDHO, yaitu seperti dalam QS.At Taubah "Apakah kalian ridho dengan kehidupan di dunia sebagai pengganti kehidupan akhirat?" untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu membuat permisalan, apabila jari kita dicelupkan ke laut lalu kita angkat kembali, maka jari kita hanya mampu meneteskan 1-2 tetes saja air laut itu,,dan itulah kehidupan di dunia hanya 1-2 tetes, sedangkan akhirat adalah seluas lautan bahkan lebih dari itu.
Hanya orang-orang cerdas saja yang akan memilih lautan, dibandingkan dengan satu dua tetes air laut. Dan semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang cerdas tersebut.
Terima kasih kepada Ust.Syatori, ustadz bagi hati-hati yang haus akan hidayah-Nya.
Sepuluh,
Semoga dengan jatah usia yang semakin pendek setiap harinya dapat menjadi pengingat akan kehidupan dunia dan akhirat, demi meraih kemenangan yang abadi!
SEMANGAT sepuluh ini untuk dikalikan hingga seratus, seribu, sejuta, semilyar, setriliyun, hingga bilangan yang tak terhingga sampai dapat menembus 'Arsy-Nya untuk ia kembali bersujud. Karena ia dilahirkan pada saat sepuluh ini 24 tahun lalu dengan sebuah janji pada Sang Pemilik Arsy untuk selalu taat pada-Nya. Agar saat ia menghadap kembali nanti dalam keadaan seperti ia dilahirkan dahulu, hatinya bersih dan suci. Dan inilah cita-cita terbesar seorang manusia, bertemu kembali dengan Rabbnya, Rabbul 'alamin dengan sebuah senyum kelegaan membawa hatinya kembali seperti sedia kala. Sebuah senyum atas kemenangan abadi, senyum yang terindah.
Senyum dari hati ke hati,
Anugrah Romadona Meikasari
May 10, 2010
Refleksi Sepuluh-an
Label:
Cafe Hati
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
10 Mei 1986 - 1 Romadhon
ReplyDeleteyup,,1 Ramadhan 1406 H
ReplyDelete